Si Kabayan Seorang Filsuf Sunda
Disela-sela kunjungan ke Radio Komunitas Pass FM Katapang Kab. Bandung, KarIn sempat berbincang dengan Aki Dipa, Penyiar Senior dan penanggung jawab siaran budaya lokal Pass FM yang juga Guru Bahasa Sunda SMA di Katapang. Obrolan bergizi pun kemudian berlangsung dan mengarah pada sosok Si Kabayan. Kesimpulan obrolan saat itu, mengenai pendapat beliau bahwa Si Kabayan itu menurutnya sosok yang cerdas dan merupakan sosok yang penuh filosofis.
Aki Dipa mencontohkan, ketika Si Kabayan disuruh turun ke sawah oleh mertuanya pada sebuah petang, Ia tidak mau dengan alasan karena di sawah ada langit (terlihat di genangan air/pantulan). Ia pun mengatakan :“Embung ah sieun, aya langit di jero sawah!”(Tidak mau ah takut, ada langit di dalam sawah).
Jika kita terjemahkan dengan sudut pandang si Kabayan sebagai sosok yang kita kenal melalui film sebagai seorang pemalas, maka selesailah sudah bahwa dia hanya mencari-cari alasan. Namun, ketika kita maknai lebih dalam, maka kalimat Si Kabayan itu berupa peribahasa atau ungkapan yang mempunyai makna yang dalam. Ada langit didalam sawah, bisa diartikan bahwa ada yang lebih tinggi dari yang tinggi. Dalamnya sawah yang tergenang air, belum seberapa bila dibandingkan dalamnya langit. Atau, bisa dimaknai bahwa karena sudah menjelang petang maka sudah semestinyalah petani atau yang beraktifitas disawah agar bersiap menyambut shalat magrib.
Ya…. Itulah sekilas sosok Si Kabayan yang fenomenal itu. Sosok yang melekat dengan Suku Sunda. Sosok yang kontroversial, imajinatif dan bisa jadi memang cerdas dan seorang filsuf dari Tatar Sunda
No comments:
Post a Comment